MATERI
METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
Dosen Pembimbing
Lestariningsih, S.Pd.,
M.Pd.
Nama Kelompok 1 :
1. Aisyah
Diniyatul Hikmah (1431007)
2. Bhakti
Dewi Prasidha (1431018)
3. Estu
Yen Retno Asun (1431032)
4. Mochamad
Hanafi W (1431051)
5. Umi
Masruroh
(1431083)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP PGRI SIDOARJO)
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
TAHUN AJARAN
2016
METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
1.
SEJARAH
METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
Pada awal abad
duapuluh, Dewey (dalam Aunurrahmah, 2009: 4-5) menyatakan bahwa belajar berasal
dari pengalaman dan keterlibatan aktif oleh para pelajar. Maksudnya telah
banyak ditemukan sejak diketahui bahwa bagaimana anak-anak itu belajar
matematika, tetapi pengalaman merupakan hal yang sangat penting dan tidak
tergantikan oleh keterlibatan aktif para pelajar.
Jean Piaget
berpendapat bahwa para pelajar dengan aktif membangun pengetahuan mereka
masing-masing. Pandangan pembelajaran ini dikenal sebagai konstruktivisme yang
menyatakan bahwa tidak hanya menerima informasi baru, tetapi para siswa
menginterpretasikan apa yang mereka lihat, dengar, atau lakukan sesuai apa yang
mereka telah ketahui.
Salah satu
model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar
matematika adalah model pembelajaran Quantum Learning. Strategi
Pembelajaran Quantum Learning memusatkan perhatian
pada interaksi makna. Quantum Learning sangat menekankan kealamiahan dan
kewajaran proses pembelajaran, bukan keadaan yang dibuat-buat. Kealamiahan dan
kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat, rileks serta santai dan
menyenangkan.
2.
PENGERTIAN QUANTUM LEARNING
Quantum
Learning adalah
pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Quantum Learning juga
menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen
belajar.(DePorter, 2010:32).
Quantum
Learning merupakan
orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan disekitar momen
belajar. (A’la, 2012:22).
Pembelajaran Quantum
Learning merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang mengedepankan
keaktifan, kebermaknaan serta suasana lingkungan yang menyenangkan.
3.
KARAKTERISTIK
METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
- Pembelajaran Quantum Learning berpangkal
pada psikologi kognitif, bukan fisika
- Pembelajaran Quantum Learning lebih
bersifat humanis
- Pembelajaran Quantum Learning lebih
bersifat konstruktivistis
- Pembelajaran Quantum Learning memusatkan
perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar
transaksi makna
- Pembelajaran Quantum Learning sangat
menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi
- Pembelajaran Quantum Learning sangat
menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keadaan
yang dibuat-buat.
- Pembelajaran Quantum Learning sangat
menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran.
- Pembelajaran Quantum Learning memiliki
model yang memudahkan konteks dan isi pembelajaran.
- Pembelajaran Quantum Learning memusatkan
perhatian pada pembentukan ketrampilan akademis, ketrampilan hidup dan
prestasi fisikal atau material.
- Pembelajaran Quantum Learning menempatkan
nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran
- Pembelajaran Quantum Learning mengutamakan
keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.
- Pembelajaran Quantum Learning
mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran
5.
TUJUAN
METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
Beberapa tujuan metode
pembelajaran kuantum pada mata pelajaran matematika adalah:
➜
Untuk
meningkatkan pemahaman materi pembelajaran matematika siswa.
➜
Untuk
meningkatkan kreatifitas siswa.
➜
Untuk
meningkatkan ketercapaian KKM siswa.
➜
Untuk
meningkatkan semangat belajar siswa.
➜
Untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa.
6.
PRINSIP-PRINSIP
METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
Ø Segalanya Berbicara
Ø Segalanya bertujuan
Ø Pengalaman sebelum pemberian nama
Ø Akui setiap usaha
Ø Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan
7.
KELEBIHAN
METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
➜
Dapat membimbing peserta didik kearah berfikir yang sama dalam satu saluran
pikiran yang sama.
➜
Karena Quantum Teaching lebih melibatkan siswa, maka saat proses
pembelajaran perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting
oleh guru, sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.
➜
Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan
yang banyak.
➜
Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
➜
Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri.
➜
Karena
model pembelajaran Quantum Teaching membutuhkan kreativitas dari seorang guru
untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, maka secara tidak
langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya.
➜
Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa.
8.
KEKURANGAN/KELEMAHAN METODE QUANTUM LEARNING
ó Model ini memerlukan kesiapan dan
perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang
mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
ó Fasilitas seperti peralatan, tempat dan
biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
ó Karena dalam metode ini ada perayaan
untuk menghormati usaha seseorang siswa baik berupa tepuk tangan, jentikan
jari, nyanyian dll. Maka dapat mengganggu kelas lain.
ó Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.
ó Model ini memerlukan keterampilan guru
secara khusus, karena tanpa ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak akan
efektif.
ó Agar belajar dengan model pembelajaran
ini mendapatkan hal yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun
kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu diabaikan. Sehingga apa yang
diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.
9.
KERANGKA
RANCANGAN BELAJAR QUANTUM LEARNING
Kerangka rancangan belajar Quantum Learning dikenal sebagai
TANDUR.
- Tumbuhkan
- Alami
- Namai
- Demonstrasikan
- Ulangi
- Rayakan
10.
PENERAPAN
METODE DALAM PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
ü Kegiatan pendahuluan
ü Kegiatan inti
ü Kegiatan penutup
TUGAS
MAKALAH
PEMBELAJARAN
INOVATIF II
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
(PROYEK BASED LEARNING)
Dosen Pembimbing
Lestariningsih, S.Pd.,
M.Pd.
Nama Kelompok :
1. Ach. Suzaini (1431002)
2. Anggi Anggraeni (1431012)
3. Dwi Rizky O (1431029)
4. Resty Tirta Risan (1431067)
5. Veni Ifdinasari (1431084)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP PGRI SIDOARJO)
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
TAHUN AJARAN
2016
Munculnya gagasan tentang metode pembelajaran berbasis proyek diawali dengan adanya metode problem-based learning yang dikembangkan pada akhir 1960-an untuk tujuan utama yakni digunakan untuk pelatihan dokter di Universitas McMaster di Ontario, Kanada. Berdasar dari fenomena dalam dunia medis tersebut kemudian penggunaan pendekatan problem-based learning mulai diadaptasi menjadi model project-based learning dalam pendidikan yang mencetak tenaga-tenaga praktisi. Perbedaannya terletak pada objeknya, kalau dalam problem-based learning pembelajaran lebih didorong dalam kegiatan yang memerlukan perumusan masalah, pengumpulan data, dan analisis data (berhubungan dengan proses diagnosis pasien), sedangakan dalam project-based learning pembelajaran lebih didorong dalam kegiatan desain; merumuskan tindakan, merancang tindakan, mengkalkulasi kemungkinan tiap tindakan, melaksanakan pekerjaan/ tindakan, dan mengevaluasi hasil.
B. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL)
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL) merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan siswa dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek didukung teori belajar konstruktivisme, filosofi belajar konstruktivisme menekankan bahwa belajar tidak hanya sekadar menghafal tetapi merekonstruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya
C. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL)
Adapun belajar berbasis proyek memiliki karakteristik berikut :
1. Siswa membuat keputusan dan membuat langkah kerja,
2. Terdapat masalah yang pemecahan masalahnya tidak ditemukan sebelumnya,
3. Siswa merancang proses untuk menyancapai hasil,
4. Siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan,
5. Siswa melakukan evaluasi secara kontinu,
6. Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan,
7. Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya, dan
8. Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.
D. Prisnsip – Prinsip pembelajaran Berbasis Proyek (PBL)
Sebagai sebuah model pembelajaran, pembelajaran berbasis proyek mempunyai
beberapa prinsip yaitu :
1. Prinsip Sentralistis (centrality
2. Prinsip Pertanyaa Pendorong / Penuntun (driving question)
3. Prinsip Investigasi Konstruktif (constructive investigation
4. Prinsip otonomi (autonomy)
5. Prinsip Realistis (realism)
E. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajran Berbasis Proyek (PBL)
1. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Proyek
a. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
b. Membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem – problem
yang kompleks.
c. Mendorong siswa untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komunikasi.
d. Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber.
e. Memberikan pengalaman pembelajaran dan praktik kepada siswa dalam
mengorganisasi proyek.
f. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan siswa secara kompleks dan
dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
g. Melibatkan siswa untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan
pengetahuan yang dimiliki, kemudian di implementasikan dengan dunia nyata.
h. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga siswa maupun guru
menikmati proses pembelajaran.
2. Kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek
a. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
b. Membutuhkan biaya dan peralatan yang cukup banyak.
c. Banyak guru yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana guru
memegang peran utama di kelas.
d. Siswa yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
e. Ada kemungkinan siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
f. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, di khawatirkan siswa tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.
F. Langkah – Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL)
1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question).
2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project).
3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
4. Memonitor siswa dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)
5. Menguji Hasil (Assess the Outcome)
6. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Daftar Pustaka
Kemendikbud. Model Pembelajaran Berbasis Proyek/Project Based Learning. Retrieved from https://docs.google.com/document/d/1noKMTmfQyofqEX461Wb2g5TP7Y9GWTPuBWR3lkSiw2U/edit?pli=1 Thomas, J.W., dkk. (1999). Project Base Learning: A Handbook of Middle and High School Teacher. Novato CA: The Buck Institute for Education. Wena, Made. (2010). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan Konseptual Operasional). Jakarta: Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar